Lappung – Modifikasi cuaca di Lampung ahli sebut tak akan hentikan banjir!
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Lampung sejak Kamis, 23 Januari 2025 lalu.
Baca juga : Cegah Banjir, 1 Ton Garam Ditebar di Langit Lampung
Langkah ini diambil untuk mengatasi banjir besar yang melanda sejumlah wilayah seperti Pesawaran, Lampung Timur, dan Kota Bandarlampung.
Namun, efektivitas hujan buatan ini dipertanyakan oleh sejumlah ahli.
Operasi yang dipusatkan di Bandara Radin Inten II, Lampung, melibatkan 5 sorti penerbangan menggunakan pesawat bernomor lambung PK-SNG.
Sebanyak 2 ton garam (Natrium Klorida) telah disemai di awan yang berpotensi hujan lebat.
Targetnya adalah mendistribusikan hujan ke lokasi yang tidak terdampak bencana.
“Kami ingin mencegah hujan lebat turun di area banjir dan memindahkannya ke lokasi lain,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Jumat, 24 Januari 2025 kemarin.
Baca juga : Wamensos Agus Jabo Tinjau Lokasi Banjir Bandarlampung, Salurkan Bantuan Rp1,1 Miliar
Ia optimistis metode ini dapat membantu percepatan penanganan darurat di Lampung.
Apa Kata Ahli?
Namun, pendapat berbeda disampaikan Erma Yulihastin, peneliti di Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Menurutnya, modifikasi cuaca adalah solusi instan yang kurang efektif saat kondisi cuaca ekstrem.
“Saat ini, ada pembentukan Mesoscale Convective Complex (MCC) yang aktif di lautan.
“Sistem ini menghasilkan hujan lebat dan angin kencang yang sulit dihentikan,” jelas Erma, dilansir Minggu, 26 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa siklus MCC yang lama minimal 6 jam serta mekanisme cold pool justru memungkinkan awan konvektif terbentuk kembali setelah hujan buatan.
“Awan yang sudah terurai bisa tumbuh lagi, bahkan lebih agresif. Ini berisiko memperburuk kondisi di daratan,” katanya.
Baca juga : Banjir dan Jalan Hancur: Pelajar Lampung Berjuang di Tengah Ketidakpedulian
Modifikasi Cuaca Lampung Ahli: Tak Akan Hentikan Banjir!
Modifikasi cuaca dianggap tidak hanya kurang efektif, tetapi juga berpotensi membawa dampak lain yang belum terukur.
Dengan sistem hujan yang saat ini kuat di kawasan Jawa dan Sumatra, Erma menegaskan bahwa apa yang ditabur di laut bisa memperburuk kondisi di wilayah lain.
BNPB sendiri tetap yakin langkah ini akan memberikan hasil positif, tidak hanya di Lampung tetapi juga di Jawa Tengah.
Operasi di wilayah tersebut berpusat di Bandara Ahmad Yani, Semarang, dengan target mengurangi dampak banjir dan longsor di daerah seperti Pekalongan dan Grobogan.
Sekadar diketahui, Operasi Modifikasi Cuaca masih menjadi kontroversi dikalangan masyarakat.
Di satu sisi, langkah ini menawarkan harapan untuk menanggulangi bencana, tetapi di sisi lain, para ahli meragukan efektivitasnya di tengah kondisi cuaca ekstrem.
Baca juga : WALHI: Wali Kota Bandarlampung Harus Malu Jika Tak Serius Tangani Banjir