Lappung – Deflasi Januari 2025 Metro paling stabil sementara Bandarlampung paling dalam.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan bahwa pada Januari 2025, Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,71 persen secara bulanan (month-to-month).
Baca juga : Lampung Kalah Saing, 3 Tahun Berturut-turut di Posisi Buncit IPM se-Sumatera
Dari 4 daerah yang dipantau Indeks Harga Konsumen (IHK), Kota Metro mencatat deflasi terendah sebesar 0,28 persen.
Sementara deflasi terdalam terjadi di Kota Bandarlampung yang mencapai 0,80 persen.
Hal itu disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung, Sapto Rakhmawan, dalam rilis resmi pada Senin, 3 Februari 2025.
Ia menjelaskan bahwa kelompok pengeluaran dengan kontribusi terbesar terhadap deflasi Januari 2025 adalah Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang menyumbang deflasi sebesar 1,46 persen.
“Turunnya tarif listrik menjadi faktor utama deflasi bulan ini, diikuti oleh penurunan harga beberapa bahan pangan seperti tomat, bawang merah, cumi-cumi, dan ikan kembung,” ungkap Sapto.
Komoditas Penyumbang Deflasi
5 komoditas utama yang mendorong deflasi pada Januari 2025 adalah:
- Tarif Listrik turun 1,54 persen
- Tomat turun 0,10 persen
- Bawang Merah turun 0,09 persen
- Cumi-Cumi turun 0,05 persen
- Ikan Kembung turun 0,04 persen
Baca juga : Lampung Tutup Tahun dengan Inflasi 1,57 Persen, Komoditas Makanan Mendominasi
Meski mengalami deflasi bulanan, tingkat inflasi secara tahunan (year-on-year) di Lampung masih tercatat sebesar 1,04 persen.
Dengan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebagai penyumbang inflasi tertinggi.
“Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 4,08 persen dengan andil sebesar 1,35 persen.
“Terutama didorong oleh kenaikan harga kopi bubuk, sigaret keretek mesin (SKM), bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras,” tambah Sapto.
Deflasi Januari 2025: Metro Paling Stabil Bandarlampung Paling Dalam
Dari 4 wilayah yang dipantau BPS, Kota Metro mencatat tingkat inflasi tahunan tertinggi sebesar 1,54 persen, sementara Kabupaten Lampung Timur menjadi daerah dengan inflasi terendah, yakni 0,73 persen.
Baca juga : BPS: Suku Batak dan Minangkabau Ungguli Pendidikan Sarjana di Indonesia
Untuk deflasi bulanan, Kota Metro menjadi daerah paling stabil dengan deflasi 0,28 persen, sedangkan Bandarlampung mengalami deflasi paling dalam, mencapai 0,80 persen.
Dampak Deflasi
Penurunan harga barang dan jasa tentu memberikan dampak bagi masyarakat.
Bagi konsumen, deflasi dapat meningkatkan daya beli karena harga kebutuhan pokok turun.
Namun, bagi pelaku usaha, penurunan harga bisa mengurangi keuntungan dan menghambat pertumbuhan ekonomi jika terjadi dalam jangka panjang.
BPS akan terus memantau perkembangan harga di pasar untuk memastikan stabilitas ekonomi di Lampung tetap terjaga.
Sementara itu, pemerintah diharapkan dapat merespons kondisi ini dengan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga : BPS: Anak Lampung Cuma Lulus SMA